Kontroversi Gus Miftah, tentang Hujatan terhadap Penjual Es Sunghaji

5 minute read

Belakangan ini, dunia maya diramaikan dengan beredarnya video kontroversial yang melibatkan pendakwah kondang Gus Miftah. Dalam sebuah acara di Magelang, Gus Miftah diketahui mengolok-olok seorang penjual es bernama Sunghaji yang hadir di tengah acara tersebut. Apa yang dimulai sebagai candaan dalam sebuah diskusi publik, ternyata justru berujung pada hujatan luas dari netizen dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang memberikan teguran tegas terhadap Gus Miftah.

Kejadian yang Memicu Kontroversi

Insiden bermula ketika Gus Miftah, yang dikenal sebagai pendakwah yang kerap tampil santai dan humoris dalam dakwahnya, berbicara di sebuah acara di Magelang. Dalam kesempatan tersebut, ia membuat pernyataan yang menyinggung seorang penjual es bernama Sunghaji. Saat itu, Gus Miftah dengan cara bercanda mengomentari cara kerja dan perilaku Sunghaji di pasar, seolah-olah merendahkan status sosial penjual es tersebut. Candaannya, yang seharusnya ditujukan untuk memberi hiburan atau menggugah tawa, ternyata disambut dengan reaksi yang kurang positif.

Terkesan tidak menghargai usaha keras seorang pedagang kecil, pernyataan Gus Miftah ini membuat sebagian besar penonton dan netizen merasa tersinggung. Apalagi, pernyataan tersebut kemudian viral dan tersebar luas di media sosial. Banyak netizen yang merasa bahwa meskipun Gus Miftah bermaksud bercanda, namun pernyataannya dianggap tidak sensitif terhadap kehidupan sehari-hari orang kecil seperti Sunghaji.

Video diambil: News.detik.com

Reaksi Netizen: Hujatan dan Kecewa

Setelah video tersebut beredar, netizen dengan cepat memberikan reaksi mereka. Banyak yang merasa kecewa dengan sikap Gus Miftah yang dianggap tidak menunjukkan rasa hormat terhadap orang-orang yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Beberapa komentar yang muncul di media sosial menyatakan bahwa sebagai seorang ulama, Gus Miftah seharusnya memberikan teladan yang baik, bukan malah mengejek atau merendahkan profesi seseorang.

"Seharusnya sebagai pendakwah, Gus Miftah lebih paham bagaimana menghargai setiap pekerjaan, apapun itu. Menghina orang kecil hanya karena profesinya itu sangat tidak etis," tulis salah satu netizen di Twitter.

Tidak hanya itu, beberapa netizen juga berpendapat bahwa candaannya bisa memperburuk citra ulama di mata masyarakat, terlebih di era sekarang yang semakin sensitif terhadap isu-isu ketidakadilan sosial. Ada juga yang mengingatkan Gus Miftah agar lebih berhati-hati dalam menggunakan kata-kata, terutama karena pengaruh besar yang dimilikinya sebagai tokoh agama.

"Dia [Gus Miftah] itu tokoh agama, seharusnya lebih hati-hati dalam berucap. Kalau kita saja yang bukan siapa-siapa bisa merasa tersinggung, apalagi orang yang jadi bahan olokannya," tulis netizen lainnya.

Teguran dari Presiden Indonesia: Prabowo Subianto

Tak lama setelah insiden tersebut mencuat, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, turut memberikan perhatian pada masalah ini. Dalam sebuah pernyataan yang diterima media, Prabowo menyatakan keprihatinannya terhadap pernyataan Gus Miftah yang dianggap tidak peka terhadap kondisi sosial masyarakat. Beliau juga mengingatkan bahwa sebagai tokoh masyarakat dan ulama, Gus Miftah seharusnya bisa menjadi contoh yang baik, tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam sikap dan cara berbicara.

"Sebagai seorang tokoh masyarakat, kita harus memberikan contoh yang baik, terutama dalam menghargai setiap individu tanpa melihat status sosial atau profesinya. Pernyataan yang merendahkan profesi orang lain sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa kita yang menjunjung tinggi solidaritas dan persatuan," ujar Prabowo.

Prabowo juga menambahkan bahwa pernyataan tersebut, meskipun mungkin tidak dimaksudkan untuk menghina, tetap dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Gus Miftah Menanggapi

Terkait dengan kontroversi tersebut, Gus Miftah segera memberikan klarifikasi melalui akun media sosialnya. Dalam unggahannya, Gus Miftah mengaku menyesal atas pernyataan yang telah menyinggung perasaan banyak orang, termasuk penjual es Sunghaji. Ia menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut dimaksudkan sebagai humor, bukan untuk merendahkan profesi atau kehidupan orang lain.

YouTube Channel: Liputan6

"Saya mohon maaf jika pernyataan saya telah membuat banyak pihak tersinggung. Saya tidak pernah berniat untuk menghina atau merendahkan siapapun. Canda saya hanya dimaksudkan untuk memberi warna dalam acara, namun saya sadar bahwa tidak semua orang bisa menerima dengan cara yang sama," kata Gus Miftah.

Ia juga menambahkan bahwa sebagai seorang ulama, ia berkomitmen untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam hal menyampaikan pesan-pesan agama, serta menjadi teladan yang baik bagi masyarakat.

Kontroversi antara Gus Miftah dan penjual es Sunghaji menunjukkan pentingnya sensitivitas dalam berbicara, terutama bagi seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Insiden ini juga mengingatkan kita bahwa meskipun sebuah pernyataan dimaksudkan sebagai candaan, hal tersebut tetap bisa menyinggung perasaan orang lain, apalagi jika berkaitan dengan status sosial dan pekerjaan seseorang.

Bagi netizen, ini adalah kesempatan untuk merenung bahwa perasaan orang lain juga harus dijaga, terlebih dalam dunia maya yang dapat memperbesar efek dari sebuah pernyataan. Sedangkan bagi tokoh masyarakat, ini menjadi pembelajaran untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata agar tidak menyinggung atau merendahkan pihak lain.

Akhirnya, peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga rasa hormat terhadap sesama, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Sebagai masyarakat yang beradab, kita semua harus saling menghargai, tidak hanya dalam bentuk tindakan, tetapi juga dalam cara berbicara dan bertindak.

Close
Techy Pranav Hello The Tech Pranavkd